No
|
Jenis Aktivitas
|
KDB
Perhitungan (%)
|
Regulasi
KDB
(%)
|
Penerapan KDB
(%)
|
Keterangan
|
1
|
Kesehatan
|
81.91 ≅ 90
|
60
|
60
|
Sesuai aturan terkait kebutuhan ruang
terbuka
|
2
|
Pasar Tradisional
|
87.94 ≅ 90
|
70
|
90
|
Sesuai
perthitungan, melihatlokasi di pusat kota serta sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan ekonomi masyarakat
|
3
|
Pemerintahan
|
84.49 ≅ 90
|
60
|
60
|
Sesuai aturan terkait kebutuhan ruang
terbuka
|
4
|
Pendidikan
|
81.91 ≅ 90
|
60
|
60
|
Sesuai aturan terkait kebutuhan ruang
terbuka
|
5
|
Perdagangan
Lainnya
|
87.94≅ 90
|
80
|
90
|
Sesuai
perthitungan, melihatlokasi di pusat kota serta sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan ekonomi masyarakat
|
6
|
Pergudangan
|
81.91 ≅ 90
|
50
|
80
|
Sesuai perhitungan, melihat fungsinya
sebagai pusat pergudangan Weleri Raya dan berlokasi di pusat kota, maka perlu
kemanfaatan lahan yang optimal.
|
7
|
Peribadatan
|
84.49 ≅ 90
|
60
|
60
|
Sesuai aturan terkait kebutuhan ruang terbuka
|
8
|
Permukiman
Kepadatan Sedang
|
81.91 ≅ 90
|
60
|
60
|
Sesuai aturan,
melihat kondisi ekstisting dimana banyak ruang tebuka
|
9
|
Permukiman
Kepadatan Tinggi
|
87.94 ≅ 90
|
60
|
80
|
Sesuai
perhitungan, melihat fungsinya sebagai permukiman dengan kepadatan tinggi
sehingga perlu pemanfaatan lahan yang optimal
|
10
|
Pertahanan Dan
Keamanan
|
84.49 ≅ 90
|
50
|
50
|
Sesuai aturan terkait kebutuhan ruang
terbuka
|
11
|
Stasiun
|
81.91≅ 90
|
60
|
80
|
|
12
|
Teriminal
|
81.91 ≅ 90
|
60
|
60
|
Sesuai aturan terkait kebutuhan ruang
terbuka
|
13
|
Toko
|
87.94 ≅ 90
|
70
|
90
|
Sesuai
perthitungan, melihat lokasi di pusat kota serta sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan ekonomi masyarakat
|
Koefisien Lantai Bangunan
Tabel
Hasil Perhitungan Luas Lantai Dasar untuk Tiap Sub Zona
No
|
Jenis Aktivitas
|
Luas Lahan
(Ha)
|
KDB
(%)
|
Luas Lantai
dasar (Ha)
|
1
|
Kesehatan
|
0.98
|
60
|
0.59
|
2
|
Pasar Tradisional
|
2.81
|
90
|
2.53
|
3
|
Pemerintahan
|
1.36
|
60
|
0.82
|
4
|
Pendidikan
|
7.41
|
60
|
4.44
|
5
|
Perdagangan
Lainnya
|
0.74
|
90
|
0.67
|
6
|
Pergudangan
|
6.85
|
80
|
5.48
|
7
|
Peribadatan
|
1.21
|
60
|
0.73
|
8
|
Permukiman Kepadatan Sedang
|
75.99
|
60
|
45.60
|
9
|
Permukiman Kepadatan Tinggi
|
195.62
|
80
|
156.50
|
10
|
Pertahanan dan Keamanan
|
5.95
|
50
|
2.98
|
11
|
Stasiun
|
1.39
|
80
|
1.11
|
12
|
Teriminal
|
0.18
|
60
|
0.11
|
13
|
Toko
|
39.15
|
90
|
35.23
|
Nilai
luas lantai dasar ialah luasan lahan yang dapat dijadikan lahan terbangun dari
setiap zonasi. Luas lantai dasar juga dijadikan dasar perhitungan untuk
menentukan ketinggian bangunan yang diizinkan.
Tabel
Hasil Perhitungan FAR untuk Tiap Sub Zona
No
|
Jenis Aktivitas
|
FAR
|
Jumlah Lantai
Berdasarkan LUI
|
1
|
Kesehatan
|
1.666667
|
6
|
2
|
Pasar Tradisional
|
1.111111
|
6
|
3
|
Pemerintahan
|
1.666667
|
6
|
4
|
Pendidikan
|
1.666667
|
6
|
5
|
Perdagangan Lainnya
|
1.111111
|
6
|
6
|
Pergudangan
|
2
|
12
|
7
|
Peribadatan
|
1.666667
|
6
|
8
|
Permukiman Kepadatan Sedang
|
1.666667
|
6
|
9
|
Permukiman Kepadatan Tinggi
|
1.25
|
6
|
10
|
Pertahanan Dan Keamanan
|
2
|
12
|
11
|
Stasiun
|
1.25
|
6
|
12
|
Teriminal
|
1.666667
|
6
|
13
|
Toko
|
1.111111
|
6
|
Berdasarkan
grafik LUI, nilai FAR mengindikasikan wilayah focused area dapat dibangun bangunan dengan ketinggian 6 lantai
hingga 12 lantai dengan asumsi tinggi tiap lantai 4 meter. Sehingga diperoleh
tinggi bangunan maksimal yang diperbolehkan adalah 24 hingga 48 meter. Hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan sehingga tetap memperlihatkan citra ruang kota
yang ada.
Ø Rencana
Jaringan Pergerakan
Gambar Rencana Jaringan Pergerakan Focused Area Weleri Raya
Rencana
jaringan pergerakan membahas mengenai pengembangan seluruh jaringan primer dan
sekunder pada focused area serta
fasilitas pendukung pergerakan focused
area. Rencana jaringan pergerakan focused area meliputi:
§ Peningkatan
Jalur Kolektor Primer
Peningkatan jalur kolektor primer pada focused area meliputi ruas Jalan Tamtama
yang menghubungkan Weleri-Gemuh-Pegandon-Ngampel dan Kaliwungu Selatan.
Peningkatan ruas jalan tersebut mengacu pada rencana pola ruang, dimana di
sepanjang Jalan Tamtama (lampiran 21) dan Jalan Utama Timur (lampiran 22) akan
dibangun kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan kabupaten, maka
untuk melancarkan arus lalu lintas pada kawasan tersebut dibutuhkan peningkatan
ruas jalan pada Jalan Tamtama yang menjadi poros penghubung antara jalan arteri
primer, kolektor primer dan kolektor sekunder, seperti yang ditunjukan pada gambar Rencana Jaringan Pergerakan Focused Area Weleri Raya.
§ Peningkatan
Jalur Kolektor Sekunder
Peningkatan jalur kolektor primer pada focused area meliputi ruas Jalan Baru
(lampiran 23) yang menghubungkan Jalan Tamtama dengan Jalan Utama Timur.
Melihat dari rencana struktur ruang, pada lokasi tersebut akan direncanakan
menjadi pusat kegiatan atau CBD dari focused area dan pada rencana pola ruang
perwujudan dari pusat kegiatan tersebut berupa campuran perdagangan jasa dan
perkantoran, sehingga pada tahun 2035 kawasan tersebur diperkirakan menjadi
sangat padat dan pergerakan yang terjadi pada kawasan tersebut akan sangat
tinggi, maka dibutuhkan peningkatan ruas jalan dan kualitas jalan di sepanjang
jalan tersebut untuk memperlancar arus.
§ Peningkatan
Jalan Lokal Primer
Peningkatan jalan lokal primer meliputi ruas-ruas jalan
yang dilewati oleh kawasan perdagangan dan jasa pada rencana pola ruang.
Diharapkan dengan dikembangkan adanya pengembangan pada ruas-ruas jalan lokal
dapat mengurangi beban hirarki jalan diatasnya yang juga berada di kawasan
perdagangan dan jasa.
§ Pembangunan
Jalan Lokal Primer
Pembangunan jalan lokal primer adalah pembangunan jalan
baru yang menghubungkan Jalan Utara Timur langsung menuju pergudangan dan
stasiun, agar mempermudah pendistribusian barang menuju tempat penyimpanan
(pergudangan).
§ Pengembangan
Stasiun Penumpang dan Barang
Pengembangan stasiun penumpang dan barang bertujuan untuk
meningkatkan fungsi focused area Weleri
Raya sebagai hub transpolitan. Pengembangan stasiun penumpang dan barang dilakukan
melalui penambahan fungsi Stasiun Weleri sebagai kereta barang. Pengembangan
stasiun penumpang dan barang dilengkapi dengan sarana gudang sebagai tempat
penyimpan barang sehingga dapat mewujudkan sistem kota hub yang terintegrasi.
§ Pengembangan
Rencana Terminal Tipe C
Pengembangan rencana terminal tipe C berfungsi sebagai
angkutan dalam kabupaten. Pengembangan terminal tipe C diletakan pada kawasan
pusat aktivitas focused area agar
dapat memenuhi meningkatkan daya tarik.
Ø Rencana
Jaringan Drainase
Gambar Rencana Jaringan
Drainase Focused Area Weleri Raya
Rencana jaringan drainase
membahas mengenai sistem jaringan drainase yang berfungsi untuk mencegah
genangan. Rencana sistem drainase meliputi:
§
Jaringan
Jaringan Drainase Primer
Rencana
jaringan drainase primer memanfaatkan sungai untuk mengalirkan air hujan yang
berasal dari drainase sekunder. Jaringan drainase berada di sepanjang jalan
arteri dan kolektor.
§
Rencana
Jaringan Drainase Sekunder
Rencana
jaringan drainase sekunder berada di sepanjang jalan lokal dan berfungsi untuk
mengalirkan air hujan yang berasal dari drainase tersier, dan mengalirkan air
hujan menuju drainase sekunder.
§
Rencana
Jaringan Drainase Tersier
Rencana
jaringan drainase Ttersier berada di sepanjang jalan lingkungan untuk
mengalirkan air hujan yang berasal dari lahan dari limpasan penggunaan lahan
secara langsung baik berupa bangunan maupun lahan terbuka menuju drainase
sekunder.
Ø
Rencana
Jaringan Listrik dan Energi
Rencana
jaringan listrik meliputi:
§ SUTT &
SUTET
Jaringan distribusi listrik dan energi Negara Indonesia
yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari jaringan sub transmisi
menuju jaringan distribusi utama pada skala kota/kabupaten, yaitu jaringan
listrik dan energi primer.
§ Rencana
Jaringan Listrik dan Energi Primer
Rencana jaringan primer merupakan jaringan distribusi
listrik utama pada focused area karena
mendapatkan distribusi langsung dari sumber listrik dan energi indonesia, yaitu
SUTT dan SUTET.karena jaringan
listrik dan energi primer merupakan distributor utama yang mendapatkan
distribusi dari SUTT dan SUTET, maka jaringan tersebut diletakan pada kelas
jalan yang mudah untuk mendistribusikan listrik dan energi kepada hirarki
jaringan dibawahnya (jaringan sekunder), sehingga pada rencana jaringan listrik
dan energi primer diletakan sepanjang jalan arteri dan kolektor focused area. Pada kelas jalan arteri
dan kolektor pada focused area juga
terdapat aktivitas-aktivitas utama yang membutuhkan distribusi listrik dan
energi lebih besar dari aktivitas lain.
§ Rencana
Jaringan Listrik dan Energi Sekunder
Rencana jaringan listrik dan energi sekunder pada focused area berada di sepanjang ruas
jalan lokal, karena memiliki fungsi menyalurkan distribusi listrik dan energi
dari jaringan utama (primer) menuju jaringan tersier yang berada di jalan
lingkungan yang menyalurkan langsung kepada konsumen.
§ Gardu
Induk
Fungsi utama dari gardu induk adalah:
1)
Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi
ke saluran transmisi lainnya yang kemudian didistribusikan ke konsumen
2)
Sebagai tempat kontrol
3)
Sebagai pengaman operasi sistem
4)
Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi
menjadi tegangan distribusi
Dengan mempertimbangkan fungsi gardu induk sebagai pendistribusi
daya listrik dari hirarki jaringan maka peletakan gardu induk focused area pada tahun 2035 sesuai
dengan kondisi eksisting saat ini, yaitu pada titik pertemuan dari berbagai
kelas jaringan yang terletak pada pertigaan Jalan Tamtama, Jalan Utama Timur
dan jalan lokal.
Ø
Rencana
Jaringan Telekomunikasi
Gambar Rencana Jaringan Telekomunikasi Focused Area Weleri Raya
Rencana
jaringan telekomunikasi membahas mengenai sambungan telekomunikasi kabel maupun
nirkabel. Jaringan Telekomunikasi meliputi:
§ Rencana
Jaringan Telekomunikasi Primer
Jaringan telekomunikasi primer berada di sepanjang ruas
jalan arteri dan kolektor karena merupakan jaringan utama yang menghubungkan
dengan jaringan sekunder.
§ Rencana
Jaringan Telekomunikasi Sekunder
Jaringan telekomunikasi sekunder pada focused area berada di sepanjang ruas
jalan lokal, karena memiliki fungsi menyambungkan telekomunikasi dari jaringan
utama (primer) menuju jaringan tersier
yang berada di jalan lingkungan yang menyalurkan langsung kepada konsumen.
§ Rencana
Pengembangan BTS
Menurut analisis yang tertera pada lampiran wilayah focused area membutuhkan setidaknya 1
BTS untuk pelayanan telekomunikasi nir kabel. Dengan buffer layanan seluas 3 km, menara BTS ditempatkan di tempat
strategis yang tidak dekat pemukiman namun tetap dapat melayani seluruh
penduduk di focused area. Menara BTS
yang dibangun memiliki ketinggian <45 meter. Berdasarkan Kementrian
Perumahan dan Kerajaan Tempatan Malaysia Tahun 2002, jarak minimum menara dari
perumahan untuk menara ketinggian <45 meter adalah 20 meter, dari bangunan
komersial 10 meter, dan dari bangunan industri adalah 5 meter.
§ Rencana
Pengembangan Rumah Kabel
Ø
Rencana
Jaringan Air Minum
Gambar Rencana Jaringan Air Minum Focused Area Weleri Raya
Rencana
jaringan air minum membahas tentang rencana kebutuhan dan sistem penyediaan air
minum pada focused area, yang terdiri
atas:
§ Rencana
Jaringan Air Minum Primer
Rencana jaringan air minum primer berada di sepanjang
ruas jalan arteri dan kolektor karena merupakan jaringan distribusi utama yang
menghubungkan dengan jaringan sekunder.
§ Rencana
Jaringan Air Minum Sekunder
Rencana jaringan air minum sekunder pada focused area berada di sepanjang ruas
jalan lokal, karena memiliki fungsi mendistribusikan sumber air minum dari jaringan
utama (primer) menuju jaringan tersier
yang berada di jalan lingkungan yang menyalurkan langsung kepada konsumen.
§ Rencana
Pengembangan Reservoir
Rencana pengembangan reservoir pada focused area berjumlah 2 buah menurut analisis yang telah dilakukan
(lampiran 24) yang keduanya diletakan di jaringan air minum primer, karena
melihat fungsi dari reservoir adalah menampung cadangan air minum bagi penduduk
focused area Weleri Raya. Karena
kontur wilayah studi cenderung datar, maka pengadaan reservoir ini diletakkan
di pinggir saluran utama atau di tepi jalan dan berada di dekat dengan
permukiman padat penduduk.
Ø
Rencana
Jaringan Sanitasi
Rencana pengembangan jaringan
sanitasi pada focused area adalah
pengadaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) berjumlah 1 buah dengan luas
7 m3 menurut analisis yang dilakukan (lampiran 25). Berdasarkan
petunjuk teknis tata cara perencanaan IPLT sistem kolam dari Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, untuk pelayanan maksimum 50.000 orang,
jarak minimum IPLT dari permukiman terdekat adalah 500 meter.
Gambar Rencana Jaringan
Sanitasi Focused Area Weleri Raya
Ø
Rencana
JAringan Persampahan
Rencana pengembangan jaringan
persampahan pada focused area adalah
pengadaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) berjumlah 4 buah dengan kapasitas
masing-masing 25 m3 (3 buah) dan 14 m3 (1 buah) menurut
analisis yang telah dilakukan (lampiran 26). Berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.3/PRT/M/2013 Pasal 29 ayat 3, jarak minimum TPST dari
permukiman terdekat adalah 500 meter.
Gambar Rencana Jaringan Persampahan Focused Area Weleri Raya
0 komentar:
Post a Comment